Wednesday, 29 September 2010

Jejaring Sosial Buatan Indonesia



Hitungan hari kehari makin marak saja jejaring sosial dari luar negeri membanjiri dunia maya, khususnya masyarakat Indonesia yang menjadi pasar terbesar sebagai predikat pengguna jejaring sosial.

Sebuah kabar yang baik ketika masyarakat Indonesia sudah mulai mengenal dunia maya, bahkan dari desa maupun perkotaan sudah menggunakannya, tetapi kalau hanya sebagai konsumen terbesar tentunya akan menjadi ironis, sebab sebagai bangsa yang besar tidak seharusnya hanya sebagai obyek belaka, tetapi mampu berperan aktif juga sebagai subyek perubahan.

Lahirnya jejaring sosial buatan Indonesia merupakan sesuatu yang di nantikan untuk mampu menunjukkan eksistensi diri, walau tentunya masih banyak kekurangan apabila dibanding sekelas facebook, twitter dan sejenisnya yang sudah punya nama besar di kancah dunia maya, tetapi hadirnya beberapa jejaring sosial Indonesia paling tidak mampu memberi warna dan mampu menunjukkan bahwa anak bangsa juga dapat membuat jejaring sosial walaupun masih banyak kekurangan di sana-sini.

Hadirnya Jejaring sosial kiber ( www.kitaberbagi.com ) salah satu warna perkembangan jejaring sosial Indonesia yang saat ini makin marak saja, tetapi team kiber sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan fitur maupun aplikasi didalamnya, sehingga saat ini terus berupaya membangun secara maksimal, agar kedepannya dapat lebih baik.

Keberadaan Jejaring sosial kiber merupakan buatan anak bangsa yang saat ini masih terus berproses untuk mengembangkan karya sebaik mungkin.

Tulisan singkat ini kami tutup dengan ucapan terima kasih banyak yang sudah bergabung di Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com) dan kami juga mengucapkan mohon ma’af apabila belum bisa menampilkan yang lebih baik dari harapan para member jejaring sosial kiber.

Thursday, 23 September 2010

Jejaring Sosial Kiber



Peluncuran Jejaring sosial kiber ( www.kitaberbagi.com ) menuai tanggapan yang beragam, ada yang mendukung dan ada pula yang mengkritik keberadaan jejaring sosial kiber, lepas dari itu semua kiber merupakan jejaring sosial Indonesia yang saat ini terus membenahi diri dan menutup kekurangan sedikit demi sedikit agar keberlangsung jejaring sosial kiber dapat berlangsung dengan baik.

Kritik yang diarahkan kekiber mulai dari membandingkan dengan facebook, twitter dan jejaring sosial sejenisnya, ini merupakan kritik yang membangun agar kedepannya kiber mampu lebih baik dan mengarah menuju jejaring sosial yang lebih profesional, tentu itu pekerjaan berat bagi team kiber agar terus berusaha progress dan cerdas dalam membangun salah satu keberadaan jejaring sosial Indonesia.

Saat ini yang bergabung dengan member Jejaring sosial kiber sudah mencapai ribuan, tentu itu merupakan tahap awal yang positif agar kedepannya kiber dapat membenahi diri dan terus membangun secara menyuluruh aplikasi dan fitur-fiturnya.

Tampilan halaman muka kiber berbeda dengan jejaring sosial lainnya, agar kiber tidak terkesan hanya ikut-ikutan dengan jejaring sosial yang lebih progress dan profesional, karena itu jejaring sosial kiber mengambil langkah yang berbeda.

Semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dan kami segenap team kiber (www.kitaberbagi.com) mengucapkan terima kasih banyak bagi yang sudah bergabung dengan jejaring sosial kiber dan kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi seluruh pendukung keberadaan Jejaring sosial kiber .

Friday, 17 September 2010

Kiber Di Hari Raya Idul Fitri



Jejaring sosial kiber ( www.kitaberbagi.com ) dalam situasi lebaran saat ini begitu banyak ucapan yang menghiasi diiding-dinding dan postingan kiber ( www.kitaberbagi.com ) dan juga forum dengan mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri sebagai bentuk interaksi sosial didunia maya. Dari gambaran di atas merupakan fenomena bahwa tali silaturahmi sudah tidak hanya didunia nyata, tetapi sudah merambah lewat dunia maya sebagai bentuk membangun jaringan dalam mencari teman atau mencari bentuk lainnya.

Budaya Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com) merupakan bentuk refleksi dari seseorang yang idenya ingin disampaikan lewat tulisan status dan forum dengan menyadur dari sumber-sumber tulisan ataupun dari gagasan idenya sendiri sebagai bentuk budaya warga kiber (www.kitaberbagi.com) dalam mengekspresikan kondisi kejiwaan masing-masing individu dan juga ada yang melalui bentuk komentar atau tanggapan, peristiwa itu merupakan suatu respon yang ingin disampaikan dalam mengomentari status ataupun postingan sebagai bentuk interaksi sosial didunia maya, sehingga terjalin hubungan yang saling melengkapi satu sama lain.

Kiber (www.kitaberbagi.com) di hari raya Idul fitri ini merupakan ajang silaturahmi satu sama lain, agar tertanam persahabatan ataupun sejenisnya, dan kiber (www.kitaberbagi.com) adalah bentuk jalinan komunikasi yang penuh warna di dunia maya, sehingga apabila masyarakat dunia maya ingin mengetahui aktivitas kiber (www.kitaberbagi.com) lebih jauh lagi, kami menyarankan bergabungkah di kiber (www.kitaberbagi.com) sebagai alat komunikasi dan salah satu jejaring sosial di Indonesia yang saat ini masih dalam pengembangan dan kami minta dukungan segenap masyarakat agar lebih baik lagi kedepannya.

Kiber Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri




Di hari raya Idul Fitri ini kiber ( www.kitaberbagi.com ) juga ikut memeriahkan lewat dunia maya yang di penuhi tulisan di wall maupun di forum, sebagai bentuk menyambut hari raya Idul fitri dalam peringatan tahunan yang penuh hikmah dan berkah, dengan memposisikan sebagai wadah temu silaturahmi para pengguna jejaring sosial Indonesia.

Keberadaan jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com) sebagai bentuk upaya ikut meramaikan dunia maya yang berbentuk jejaring sosial, dan kiber (www.kitaberbagi.com) sebenarnya berawal dari jejaring sosial local, tetapi saat ini berusaha menembus tingkat nasional sebagai upaya mamacu semangat team kiber (www.kitaberbagi.com) agar terus berkreasi dalam membuat keberadaan kiber (www.kitaberbagi.com) lebih diterima di tengah-tengah kehidupan masyarakat, khususnya seluruh masyarakat dunia maya.

Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com) merupakan salah satu jejaring sosial Indonesia yang terus membenahi diri dan masih dalam tahap pengembangan, bagi siapa saja yang ingin masuk sebagai member kiber (www.kitaberbagi.com), kami sebagai team kiber (www.kitaberbagi.com) mengucapkan terima kasih banyak dari hati yang dalam.

Sebelum mengakhiri tulisan sederhana ini kami segenap team Kiber (www.kitaberbagi.com) Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431H, Taqobalallahu Minna wa Minkum - Minal Aidin wal Faidzin. Semoga Allah SWT menerima kami dan kalian, kembali fitri dan mendapat kemenangan. Mohon maaf lahir dan batin.

Thursday, 16 September 2010

Lebaran Ketupat

Dalam tradisi masyarakat jawa setelah seminggu lebaran Idul fitri ada hajat bersama ditengah-tengah kehidupan masyarakat dengan berbondong-bondong sejak pagi yang masih agak gelap, serta membawa ketupat dan sayurnya berupa opor ayam, sayur tahu, tempe, lodeh dan sejenisnya dalam merangka acara makan ketupat bersama dan inilah yang disebut dengan lebaran ketupat, biasanya ketupat tersebut dibawa ke masjid sejak pagi yang agak gelap.

Tradisi kupatan merupakan sarana mempererat silaturahmi , agar terjalin kebersamaan ditengah-tengah kehidupan masyarakat setempat dan inilah kebiasan yang banyak ditunggu-tunggu masyarakat sebagai sarana temu saudara dan tetangga di kampung, untuk mempererat hubungan kekeluargaan.

Setelah hidangan siap, bapak Kyai masjid setempat membacakan do'a, dengan selesainya membaca do'a maka ada sebagian panitia yang langsung membagikan ketupat dan sayurnya, sehingga terasa kekeluargaan begitu dekat dengan makan ketupat bersama, sungguh tradisi yang penuh hikmah dan berkah.

Di saat makan ketupat bersama terkadang terjadi suasana gaduh dan ramai, karena menjadi ajang pertemuan masyarakat kampung. Bertambah seru ketika anak-anak saling berebut hidangan yang disediakan di tradisi ini, dan meleburlah satu sama lain yang saling mengakrabkan. Semua yang hadir nampak menikmati, karena berlangsung penuh keakraban dan kekeluargaan.

Di hari lebaran ketupat ini Jejaring sosial kiber ( www.kitaberbagi.com ) mengucapkan selamat hari raya ketupat, semoga menjadi tradisi yang bermanfa'at bagi yang melestarikannya, amiens.........

Tuesday, 7 September 2010

Layanan Jejaring Sosial Kiber




Layanan Jejaring sosial kiber ( www.kitaberbagi.com ) berusaha menggabungkan forum dengan Interaksi sosial lewat dunia maya, agar keduanya dapat berkesinambungan dan saling melengkapi, sehingga dibutuhkan suatu konsep agar tidak terjadi benturan di antara aplikasi yang ada di kiber ( www.kitaberbagi.com ) dan jejaring sosial kiber ( www.kitaberbagi.com) berusaha semaksimal mungkin memadukan jejaring sosial dengan forum, keberadaan kiber ( www.kitaberbagi.com ) kedepannya diharapkan dapat membawa keberhasilan dalam membangun jejaring sosial dan forum di Indonesia.

Kiber ( www.kitaberbagi.com ) saat ini berusaha memberikan layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat, messaging, diskusi forum, dan lain-lain. Kiber ( www.kitaberbagi.com ) juga jejaring sosial yang memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya.

Dari uraian di atas kiber ( www.kitaberbagi.com ) berusaha secara maksimal mengembangkan jejaring sosial di Indonesia, agar dapat terwujud dan mampu dinikmati para pengguna kiber ( www.kitaberbagi.com ), sehingga para kozkiber dapat nyenyak dalam menggunakan jejaring sosial kiber ( www.kitaberbagi.com ). Keberhasilan jejaring sosial Indonesia seperti kiber ( www.kitaberbagi.com ) tidak lepas dari dukungan masyarakat secara luas, tanpa dukungan masyarakat keberadaan kiber ( www.kitaberbagi.com ) tentu tidak akan pernah mengalami kebehasilan dalam membangun salah satu jejaring sosial di Indonesia. Kami sebagai team kiber ( www.kitaberbagi.com ) mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya buat para pendukung keberadaan jejaring sosial kiber ( www.kitaberbagi.com ).

Jejaring Sosial Indonesia



Keberadaan jejaring sosial Indonesia saat ini saatnya mendapatkan apresiasi positif di tengah-tengah kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat dunia maya, seperti keberadaan kiber ( www.kitaberbagi.com ), kehadiran kiber ( www.kitaberbagi.com ) sudah lima bulan berjalan dan saat ini membernya mulai naik merangkak dari waktu kewaktu, memang di akui keberadaan kiber ( www.kitaberbagi.com ) masih dalam tahap pengembangan menuju rekonstruksi secara total, agar kedepannya mampu lebih baik, sehingga dapat di nikmati dengan baik pula oleh para penggunanya.

Keberadaan Jejaring sosial kiber ( www.kitaberbagi.com ) awalnya sebagai jejaring sosial local, tetapi saat ini berusaha mengukir prestasi di tingkat nasional, syukur-syukur sampai tingkat regional, bahkan tingkat Internasional tentu itu sebuah harapan bagi team kiber ( www.kitaberbagi.com ), dan dari harapan tersebut tidak akan menjadi sebuah kenyataan, apabila tanpa adanya dukungan dari masyarakat secara luas, khususnya masyarakat Indonesia sendiri sebagai peran utama dalam memajukan jejaring sosial Indonesia.

Sebelum mengakhiri tulisan singkat ini seluruh team kiber mengucapkan terima kasih banyak buat para kozkiber dan juga semua pihak yang mendukung keberlangsungan jejaring sosial Indonesia yaitu kiber ( www.kitaberbagi.com ), dan tidak lupa kami sangat mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dari hati yang dalam bagi yang sudah bergabung dengan membuat member di kiber ( www.kitaberbagi.com ).

Saturday, 4 September 2010

Pergeseran Budaya Lebaran


by: Khoirul Taqwim

Zaman mulai terus berjalan seiring waktu yang terus berubah, sehingga mengakibatkan berbagai perubahan kebiasaan masyarakat kota, bahkan saat ini masyarakat desa juga mengalami pergeseran yang disebabkan arus globalisasi yang membentuk budaya masyarakat yang terus mengarah menuju perubahan, salah satu faktor utama disebabkan informasi dan komunikasi yang membentuk perubahan tersebut.

Menyimak budaya masyarakat yang terjadi di zaman buyut dan bapak ibu kita tentunya masih bisa menemui budaya lebaran yang alami (sesuai dengan kondisi waktu itu) dalam menyambut hari lebaran, karena belum terbentuk arus teknologi seperti saat ini yang terus mengembangkan sayap dalam kehidupan masyarakat secara luas, sehingga muncul perberbedaan sembilan puluh derajat dengan budaya sekarang ini yang penuh konsumerisme tinggi dan ketergantungan kita terhadap komunikasi dan informasi yang mengakibatkan munculnya perbedaan budaya yang mencolok antara masyarakat di waktu dahulu kala dan saat ini, yang menjadi pertanyaan besar adalah menuju kebudayaan yang progress atau malah terjebak dalam kebudayaan yang destruktif?…

Sebenarnya segala sesuatu ada manfa’atnya dan ada tidaknya tinggal bagaimana kita melihat sisi perubahan tersebut, sebab dengan adanya alat informasi dan komunikasi memudahkan kita terhubung agar lebih efesien dan efektif dalam menjalin hubungan, khususnya di waktu lebaran dalam bersilaturahmi antar keluarga yang jauh, dan teman yang jauh juga lebih cepat untuk meminta ma’af di saat lebaran datang, tetapi di satu sisi lain juga menghilangkan nilai religius kebersamaan apabila keluarga yang jaraknya dekat, tetapi hanya melalui sms atau media jejaring sosial, sehingga sudah dapat di pastikan nilai kedekatan yang dirasakan akan berbeda antara dunia nyata dengan dunia maya dalam menjalin silaturahmi.

Pergeseran budaya lebaran yang mencolok di sebabkan dengan adanya arus informasi dan komunikasi, sehingga membawa dampak yang besar terhadap perubahan dalam budaya masyarakat secar luas, sebab segala sesuatu membentuk budaya pragmatisme yang lebih mengarah menuju kemudahan, kalau zaman dahulu silaturahmi membentuk budaya dari pintu kepintu yaitu dengan cara datang ke rumah keluarga, teman dan tetangga, tetapi saat ini silaturahmi cukup duduk di depan computer (jaringan internet) semua sudah terhubung komunikasi, tinggal kita mengucapkan mohon ma’af lahir dan batin, ada yang lebih praktis lagi cukup lewat HP sms atau telepon, inilah bentuk budaya baru dalam menyambut lebaran yang merubah budaya zaman kakek-kakek kita dan juga bapak ibu kita dengan adanya revolusi informasi dan komuikasi, sehingga dengan adanya arus informasi dan globalisasi yang semakin deras inilah salah satu yang menyebabkan perubahan budaya lebaran, jadi perubahan cara silaturahmi saat ini mengarah keranah dunia maya dan dunia komunikasi yang lebih efesien dan praktis di banding zaman dahulu kala.

Lebaran merupakan bentuk temu silaturahmi antar keluarga, tetangga dan juga teman, tetapi saat ini ada sebagian masyarakat yang menyambut lebaran dengan bentuk berwisata (mencari hiburan di luar silaturahmi), biasanya ini di dominasi para kaum muda, bahkan muda-mudi sebagai bentuk budaya baru, sehingga sudah dapat dipastikan dalam menyambut lebaran biasanya masyarakat yang punya tipe ini berbondong-bondong memenuhi tempat pariwisata yang menyediakan hiburan, dari situlah terdapat pergeseran sebagian masyarakat dalam memaknai lebaran di satu sisi ada yang mencari hiburan sebagai bentuk budaya lebaran dan di sisi lain ada yang masih mempertahankan bentuk budaya silaturahmi, dan ada juga sebagian yang mengikuti budaya keduanya.

Kalau melihat dari uraian di atas yang menjadi pertanyaan terbesar dalam pergeseran budaya lebaran tersebut mengarah membentuk perubahan positif atau negatif? tentunya semua jawaban dikembalikan pada niat diri masing-masing, kalau kita melihat di sisi positifnya bahwa perubahan membentuk pola pikir yang cepat dan hemat energi, karena jarak yang jauh bukan menjadi penghalang untuk menjalin silaturahmi, tetapi kalau melihat sisi negatifnya akan dapat menghilangkan budaya sungkem (silaturahmi antar pintu kepintu), tentunya akan mejauhkan masyarakat dengan dunia nyata, tetapi lebih mengarah menuju dunia maya, sehingga mengurangi rasa hormat kepada yang lebih tua kalau di lihat budaya masyarakat yang masih berpegang budaya sungkem.

Sebelum mengakhiri tulisan sederhana ini, semoga saja pergeseran budaya mampu menjadi sebuah rekonstruksi budaya baru yang lebih memanusiakan manusia, bukan malah menjauhkan diri dari nilai-nilai manusia itu sendiri, kami hanyalah hamba yang penuh kekurangan Ilmu, dan segala yang ada di alam raya ini adalah milik Allah, dan Allah maha tahu, dan juga maha sempurna pengetahuanNYA.

Pergeseran Budaya Lebaran


by: Khoirul Taqwim

Zaman mulai terus berjalan seiring waktu yang terus berubah, sehingga mengakibatkan berbagai perubahan kebiasaan masyarakat kota, bahkan saat ini masyarakat desa juga mengalami pergeseran yang disebabkan arus globalisasi yang membentuk budaya masyarakat yang terus mengarah menuju perubahan, salah satu faktor utama disebabkan informasi dan komunikasi yang membentuk perubahan tersebut.

Menyimak budaya masyarakat yang terjadi di zaman buyut dan bapak ibu kita tentunya masih bisa menemui budaya lebaran yang alami (sesuai dengan kondisi waktu itu) dalam menyambut hari lebaran, karena belum terbentuk arus teknologi seperti saat ini yang terus mengembangkan sayap dalam kehidupan masyarakat secara luas, sehingga muncul perberbedaan sembilan puluh derajat dengan budaya sekarang ini yang penuh konsumerisme tinggi dan ketergantungan kita terhadap komunikasi dan informasi yang mengakibatkan munculnya perbedaan budaya yang mencolok antara masyarakat di waktu dahulu kala dan saat ini, yang menjadi pertanyaan besar adalah menuju kebudayaan yang progress atau malah terjebak dalam kebudayaan yang destruktif?…

Sebenarnya segala sesuatu ada manfa’atnya dan ada tidaknya tinggal bagaimana kita melihat sisi perubahan tersebut, sebab dengan adanya alat informasi dan komunikasi memudahkan kita terhubung agar lebih efesien dan efektif dalam menjalin hubungan, khususnya di waktu lebaran dalam bersilaturahmi antar keluarga yang jauh, dan teman yang jauh juga lebih cepat untuk meminta ma’af di saat lebaran datang, tetapi di satu sisi lain juga menghilangkan nilai religius kebersamaan apabila keluarga yang jaraknya dekat, tetapi hanya melalui sms atau media jejaring sosial, sehingga sudah dapat di pastikan nilai kedekatan yang dirasakan akan berbeda antara dunia nyata dengan dunia maya dalam menjalin silaturahmi.

Pergeseran budaya lebaran yang mencolok di sebabkan dengan adanya arus informasi dan komunikasi, sehingga membawa dampak yang besar terhadap perubahan dalam budaya masyarakat secar luas, sebab segala sesuatu membentuk budaya pragmatisme yang lebih mengarah menuju kemudahan, kalau zaman dahulu silaturahmi membentuk budaya dari pintu kepintu yaitu dengan cara datang ke rumah keluarga, teman dan tetangga, tetapi saat ini silaturahmi cukup duduk di depan computer (jaringan internet) semua sudah terhubung komunikasi, tinggal kita mengucapkan mohon ma’af lahir dan batin, ada yang lebih praktis lagi cukup lewat HP sms atau telepon, inilah bentuk budaya baru dalam menyambut lebaran yang merubah budaya zaman kakek-kakek kita dan juga bapak ibu kita dengan adanya revolusi informasi dan komuikasi, sehingga dengan adanya arus informasi dan globalisasi yang semakin deras inilah salah satu yang menyebabkan perubahan budaya lebaran, jadi perubahan cara silaturahmi saat ini mengarah keranah dunia maya dan dunia komunikasi yang lebih efesien dan praktis di banding zaman dahulu kala.

Lebaran merupakan bentuk temu silaturahmi antar keluarga, tetangga dan juga teman, tetapi saat ini ada sebagian masyarakat yang menyambut lebaran dengan bentuk berwisata (mencari hiburan di luar silaturahmi), biasanya ini di dominasi para kaum muda, bahkan muda-mudi sebagai bentuk budaya baru, sehingga sudah dapat dipastikan dalam menyambut lebaran biasanya masyarakat yang punya tipe ini berbondong-bondong memenuhi tempat pariwisata yang menyediakan hiburan, dari situlah terdapat pergeseran sebagian masyarakat dalam memaknai lebaran di satu sisi ada yang mencari hiburan sebagai bentuk budaya lebaran dan di sisi lain ada yang masih mempertahankan bentuk budaya silaturahmi, dan ada juga sebagian yang mengikuti budaya keduanya.

Kalau melihat dari uraian di atas yang menjadi pertanyaan terbesar dalam pergeseran budaya lebaran tersebut mengarah membentuk perubahan positif atau negatif? tentunya semua jawaban dikembalikan pada niat diri masing-masing, kalau kita melihat di sisi positifnya bahwa perubahan membentuk pola pikir yang cepat dan hemat energi, karena jarak yang jauh bukan menjadi penghalang untuk menjalin silaturahmi, tetapi kalau melihat sisi negatifnya akan dapat menghilangkan budaya sungkem (silaturahmi antar pintu kepintu), tentunya akan mejauhkan masyarakat dengan dunia nyata, tetapi lebih mengarah menuju dunia maya, sehingga mengurangi rasa hormat kepada yang lebih tua kalau di lihat budaya masyarakat yang masih berpegang budaya sungkem.

Sebelum mengakhiri tulisan sederhana ini, semoga saja pergeseran budaya mampu menjadi sebuah rekonstruksi budaya baru yang lebih memanusiakan manusia, bukan malah menjauhkan diri dari nilai-nilai manusia itu sendiri, kami hanyalah hamba yang penuh kekurangan Ilmu, dan segala yang ada di alam raya ini adalah milik Allah, dan Allah maha tahu, dan juga maha sempurna pengetahuanNYA.